Cari Blog Ini

Sabtu, 30 Desember 2017

Inna lillahi wainna ilayhi Roji'un, Ketua RT 01 RW 14 Meninggal Dunia


Innalilahi wainna ilayhi roji'un.

Telah meninggal dunia bapak Junaedi, Ketua RT 01 RW 14, Sabtu, 30/12/2017 pkl 21.07.

Keluarga besar RT 05 RW 14, Cimuning, Mustika Jaya, Bekasi ikut berduka cita, semoga Almarhum chusnul khotimah, keluarga yang ditinggal diberi ketabahan.

Allahummaghfirlahu warchamhu wa-afihi wa'fuanhu

Senin, 25 Desember 2017

Senin, 18 Desember 2017

RT 05 RW 14 Menuju Lingkungan Bebas Difteri


Alhamdulillah, hari ini Posyandu Kartini (RW 14) telah melaksanakan imunisasi Difteri ORI yang rencananya akan dilaksanakan sebanyak 3x. Untuk anak-anak warga RT 05 RW 14 yang telah terdaftar dan telah melaksanakan imunisasi sebanyak 14 anak dan susulan (daftar di tempat) 3 anak.



Empat anak yang telah terdaftar tidak jadi imunisasi di Posyandu dikarenakan
  1. 1 anak baru melaksanakan imunisasi tipus 2 minggu sebelumnya dan baru bisa diimunisasi Difteri ORI 2 minggu kemudian.
  2. 2 anak telah mendapatkan imunisasi di RS pada hari Sabtu, 16 Desember 2017
  3. 1 anak sedang berpergian.

Ayoo...bagi yang belum, Segera dapatkan imunisasi difteri ORI untuk putra/i-nya yang berusia 1-19 tahun.
Pelayanan imunisasi ORI Difteri di Puskesmas Cimuning diadakan setiap hari kerja pada pkl. 08.00 sd 11.00,
Pelayanan tidak dipungut biaya/gratis.
Ingat, Kesehatan anak-anak kita adalah hal yang Utama !!!

Jumat, 15 Desember 2017

Warga RT 05 RW 14, Ayo Imunisasi Difteri !!!

Berdasarkan edaran Walikota Bekasi Nomor 005/8944/Dinkes Dalam rangka penanggulangn mewabahnya penyakit Difteri di kota Bekasi dengan ini kami mohon bantuan Ketua RW dan RT Kelurahan Mustika Jaya untuk memobilisasi warga melaksanakn imunisasi ORI DIFTERI dengan sasaran usia 1 tahun - 19 tahun yang dilaksanakn pada kegiatan Posyandu, Puskesamas, dan Sekolah2..Kegiatan akan diaksanakan minggu ke 2 bulan Desember 2017 , Bulan Januari dan Juni 2018 dengan interval 0,1 dan 6...
Mari kita sama2 mengerahkan warga jangan sampai ada yang terlewatkan agar upaya penanggulangn penyakit Difteri ini dapat berhasil untuk memutus penularan, menurunkan jumlah Kasus Difteri dan mencegah penyakit tersebut tidak meluas di masyarakat..Demikian atas kerjasamanya kami ucapkan trimakasih..
Untuk seluruh warga RT 05 RW 14, imunisasi akan dilaksanakan pada hari senin, 18 Desember 2017, pukul: 08.00 sd 11.30. Tempat: skretariat : RW 14 blok F.
Terimakasih atas patisipasi dan kerjasamanya. Semoga dengan Imunisasi Difteri, warga RT 05 RW 14 sehat selalu. Aamiin yaa Rabbal'alamin.





Senin, 11 Desember 2017

Mengenal Lebih Jauh Tentang Difteri yang Sedang Mewabah

Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejala yang muncul bila kita terkena difteri adalah sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan pada amandel dan tenggorokan. Dalam kasus yang sudah lanjut, infeksi dapat menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf. Infeksi kulit juga ditemukan pada beberapa pasien. Racun yang dihasilkan oleh Corynebacterium dapat berbahaya bila tersebar ke bagian tubuh yang lain. 
Kasus difteri banyak ditemui di negara-negara berkembang seperti Indonesia, di mana kesadaran akan pentingnya vaksinasi masih rendah. Difteri dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko.
Tanda dan gejala
Walaupun gejala yang paling mudah terlihat adalah pada mulut dan tenggorokan, namun difteri juga dapat dikenali dari beberapa tanda berikut:
  • tenggorokan seperti dilapisi selaput tebal keabu-abuan
  • radang tenggorokan dan suara menjadi serak
  • pembengkakan pada kelenjar leher
  • masalah pernapasan dan kesulitan menelan
  • hidung berlendir
  • demam dan menggigil
  • batuk
  • perasaan tidak nyaman
  • gangguan penglihatan
  • bicara yang melantur
  • kulit pucat, berkeringat dan jantung berdebar.
Anda harus menghubungi dokter bila gejala di atas muncul setelah Anda atau keluarga melakukan kontak dengan orang yang sudah dinyatakan terkena difteri. Namun, walaupun tidak terjadi kontak, kemungkinan penularan juga dapat terjadi melalui udara atau benda di sekitar kita yang sudah terkontaminasi.
Pemicu difteri
Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko seseorang dapat terkena difteri, yaitu:
  • lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat
  • belum mendapat vaksinasi difteri terbaru
  • memiliki gangguan sistem imun, seperti AIDS
  • memiliki sistem imun lemah
Diagnosa dokter
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa adanya pembengkakan pada kelenjar limfa. Apabila dokter melihat lapisan abu-abu pada tenggorokan dan amandel Anda, dokter dapat menduga Anda memiliki difteri. Dokter juga dapat menanyakan sejarah medis serta gejala yang Anda alami.
Guna pemeriksaan yang lebih pasti, dokter dapat melakukan biopsi terhadap sampel jaringan yang diduga terpapar dan memeriksakannya ke laboratorium. Hasil dari laboratorium ini lah yang kemudian dapat digunakan secara pasti bagi dokter untuk menentukan apakah kita terkenda difteri atau tidak - walaupun memiliki gejala di atas.
Bila kita divonis terpapar diferi, dokter akan segera menangani penyakit ini, karena difteri adalah kondisi yang sangat serius. Pertama, dokter akan memberi suntikan antitoksin, untuk melawan racun yang dihasilkan oleh bakteri.
Pada kondisi tertentu, dokter akan menganjurkan pasien untuk dirawat inap agar dapat diobservasi dengan lebih baik.
Apa yang sebaiknya dilakukan bila terkena difteri?
Berikut adalah yang perlu Anda lakukan saat terkena difteri:
  • Istirahat total di rumah dan batasi aktivitas fisik hingga sembuh total.
  • Hindari kontak dengan orang lain agar tidak turut menyebarkan difteri. Bila perlu, berlakukan isolasi ketat.
Bila kita mengabaikan penyakit ini, komplikasi dapat terjadi dan tingkat bahaya akan semakin naik. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi? Berikut ini kami paparkan:
  • tertutupnya saluran napas oleh selaput
  • kerusakan pada otot jantung (miokarditis)
  • kerusakan pada saraf (polineuropati)
  • kelumpuhan
  • infeksi paru (gagal napas atau pneumonia)
Lebih lanjut, difteri dapat merenggut nyawa. Bahkan walaupun telah mendapatkan pengobatan, 1 dari 10 penderita difteri meninggal dunia. Namun, jika tidak segera diobati, jumlah kematian meningkat menjadi 1:2. 
Cara terbaik mencegah difteri adalah dengan vaksin. Di Indonesia, vaksin difteri biasanya diberikan lewat imunisasi DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis), sebanyak lima kali semenjak bayi berusia 2 bulan. Anak harus mendapat vaksinasi DTP lima kali pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan, dan usia 4-6 tahun.
Untuk anak usia di atas 7 tahun diberikan vaksinasi Td atau Tdap. Vaksin Td/Tdap akan melindungi terhadap tetanus, difteri, dan pertusis harus diulang setiap 10 tahun sekali. Ini juga termasuk untuk orang dewasa.
Perilaku pencegah Difteri
Walaupun dapat ditangani oleh dokter dan tenaga medis, namun akan jauh lebih baik bila kita berperilaku sehat dan mencegah datangnya difteri. Tidak sulit, beberapa langkah dapat kita lakukan sendiri:
  • biasakan mencuci tangan agar segala penyakit dapat dicegah dari benda-benda terpapar yang kita sentuh
  • konsumsi makan kaya vitamin dan mineral agar kekebalan tubuh meningkat
  • konsumsi makanan dengan kandungan asam lemak. Tidak hanya berperan dalam perkembangan otak, asam lemak juga mampu meningkatkan kekebalan tubuh
  • lakukan imunisasi DPT dan beberapa imunisasi dasar untuk mencegah berbagai penyakit, termasuk difteri




Sumber: National Geographic Indonesia: Mengenal Lebih Jauh Tentang Difteri yang Sedang Mewabah di Iindonesia

Senin, 04 Desember 2017

Tong Sampah Baru Untuk Kebersihan Lingkungan RT 05 RW 14

Alhamdulillah, Program pengadaan Tong Sampah fiberglass bulat telah direalisasikan, rencananya setiap 2 rumah/ruko di wilayah RT 5 RW 14 akan dipasang 1 tong sampah baru tersebut.
Dengan pemasangan tong sampah baru yang pendanaannya dari swadaya warga. diharapkan akan selalu terjaga Kebersihan dan Keindahan lingkungan RT 05 RW 14 Cimuning, Mustika Jaya, Bekasi.